Pengusaha Tomy Winata rela merogoh koceknya sebesar US$ 40 juta untuk modal pra-studi pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS). Meskipun sampai saat ini dirinya belum ditunjuk sebagai pihak pembangun jembatan tersebut.
"Saya belum punya hak penyelenggara Jembatan Selat Sunda. Saat ini proyek tersebut ditangani anak usaha Artha Graha yakni Bangungraha Sejahtera Mulia," kata pria yang akrab disapa TW saat berbincang dengan beberpa pemimpin media di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu (13/3/2011).
TW mengatakan ambisinya agar jembatan tersebut bisa direalisasikan. Karena selama dari semenjak zaman Presiden Soekarno hingga Soeharto, konsep JSS sudah ada namun hingga saat ini realisasinya tak kunjung jalan.
"Dengan kerjasama bersama dua Pemda (Banten dan Lampung), kami coba meski dengan risiko, membuat pra-studi dengan dua BUMD," jelasnya.
"Jadi kami belum punya hak untuk bangun. Namun saya rela keluarkan US$ 40 juta untuk pra-studi," imbuh TW.
Pemilik Artha Graha ini mengatakan, dirinya tak rela jika pemimpin pembangunan JSS adalah perusahaan asing.
"Saya ingin pemimpin proyek ini adalah pengusaha nasional, tapi tidak apa-apa jika nantinya dibantu asing. Namun pemimpinnya harus pengusaha nasional. Ini proyek besar yang mencerminkan harga diri bangsa. Kamis ikhlas kalau tidak mendapat proyek ini, tapi jembatan ini harus dibangun," tukas TW.
Pembangunan Jembatan Selat Sunda yang akan menghubungkan pulau Jawa dan Sumatera ini diperkirakan menelan dana Rp 140 triliun. Pemerintah mengharapkan ada swasta yang bisa mendanai proyek jembatan yang akan melintasi Selat Sunda itu.
"Saya belum punya hak penyelenggara Jembatan Selat Sunda. Saat ini proyek tersebut ditangani anak usaha Artha Graha yakni Bangungraha Sejahtera Mulia," kata pria yang akrab disapa TW saat berbincang dengan beberpa pemimpin media di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu (13/3/2011).
TW mengatakan ambisinya agar jembatan tersebut bisa direalisasikan. Karena selama dari semenjak zaman Presiden Soekarno hingga Soeharto, konsep JSS sudah ada namun hingga saat ini realisasinya tak kunjung jalan.
"Dengan kerjasama bersama dua Pemda (Banten dan Lampung), kami coba meski dengan risiko, membuat pra-studi dengan dua BUMD," jelasnya.
"Jadi kami belum punya hak untuk bangun. Namun saya rela keluarkan US$ 40 juta untuk pra-studi," imbuh TW.
Pemilik Artha Graha ini mengatakan, dirinya tak rela jika pemimpin pembangunan JSS adalah perusahaan asing.
"Saya ingin pemimpin proyek ini adalah pengusaha nasional, tapi tidak apa-apa jika nantinya dibantu asing. Namun pemimpinnya harus pengusaha nasional. Ini proyek besar yang mencerminkan harga diri bangsa. Kamis ikhlas kalau tidak mendapat proyek ini, tapi jembatan ini harus dibangun," tukas TW.
Pembangunan Jembatan Selat Sunda yang akan menghubungkan pulau Jawa dan Sumatera ini diperkirakan menelan dana Rp 140 triliun. Pemerintah mengharapkan ada swasta yang bisa mendanai proyek jembatan yang akan melintasi Selat Sunda itu.
0 komentar:
Post a Comment