Fenomena alam luar biasa akan terjadi pada tanggal 19 Marety 2001 ini. Bulan purnama besar (super moon) akan terjadi akibat jarak bulan dan bumi sangat dekat dibanding biasanya. Warga yang tinggal di sekitar pantai seperti Jakarta Utara agar lebih berhati-hati karena bisa terjadi rob yang lebih besar dibanding biasanya.
“Berdasarkan data astronomi, pada hari itu pukul 19.10 GMT atau 20 Maret pukul 02.10 WIB, jarak bulan dengan bumi 356.577 kilometer. Sejam sebelumnya, puncak purnama terjadi pada 19 Maret pukul 18.11 GMT atau 20 Maret pukul 01.11 WIB,” kata peneliti utama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Jamaludin, kemarin.
Menurutnya, kejadian jarak bulan terdekat dengan bumi (perigee) adalah peristiwa bulanan, walau jaraknya bervariasi dengan periodenya rata-rata 27,3 hari. Begitu pula peristiwa bulan purnama dengan periode sekitar 29,5 hari. Karena perbedaan periode itu, kemunculan perigee yang bersamaan dengan purnama hanya bisa terjadi 18 tahun sekali.
Bila cuaca buruk di laut dan wilayah pantai diperkuat dengan efek pasang maksimum saat perigee dan purnama maka masyarakat harus mewaspadai harus diwaspadai potensi bahaya di wilayah pantai yang mungkin saja menyebabkan banjir pasang (rob) yang lebih besar dari biasanya.
Menurut Thomas belum ada bukti ilmiah yang mengaitkan extreme super moon dengan segala bencana 18 tahun lalu pada Maret 1993 atau sebelumnya. Tapi yang pasti harus diwaspadai adalah dampak menguatnya efek pasang surut di bumi terutama pada air laut ketika puncak bulan purnama dengan jarak bulan terdekat.
Namun sebagian masyarakat lainnya meyakini ada kaitan antara fenomena super moon dengan bencana besar di bumi. Seperti yang diungkapkan sorang Blogger Daniel Vogler dalam tulisannya di AccuWeather mengungkapkan fakta kalau terakhir kali fenomena Supermoon muncul pada 10 Januari 2005, hampir 2 minggu setelah gempa dahsyat 9.0 SR yang meluluhlantakkan Aceh.
“Jadi waspadalah, sesuatu yang ‘besar’ bisa terjadi saat-saat ini,” ujar Vogler. Nyatanya setelah tulisan itu dimunculkan bencana besar kembali terjadi, yakni gempa yang disertai benar-benar Tsunami di Jepang.
“Berdasarkan data astronomi, pada hari itu pukul 19.10 GMT atau 20 Maret pukul 02.10 WIB, jarak bulan dengan bumi 356.577 kilometer. Sejam sebelumnya, puncak purnama terjadi pada 19 Maret pukul 18.11 GMT atau 20 Maret pukul 01.11 WIB,” kata peneliti utama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Jamaludin, kemarin.
Menurutnya, kejadian jarak bulan terdekat dengan bumi (perigee) adalah peristiwa bulanan, walau jaraknya bervariasi dengan periodenya rata-rata 27,3 hari. Begitu pula peristiwa bulan purnama dengan periode sekitar 29,5 hari. Karena perbedaan periode itu, kemunculan perigee yang bersamaan dengan purnama hanya bisa terjadi 18 tahun sekali.
Bila cuaca buruk di laut dan wilayah pantai diperkuat dengan efek pasang maksimum saat perigee dan purnama maka masyarakat harus mewaspadai harus diwaspadai potensi bahaya di wilayah pantai yang mungkin saja menyebabkan banjir pasang (rob) yang lebih besar dari biasanya.
Menurut Thomas belum ada bukti ilmiah yang mengaitkan extreme super moon dengan segala bencana 18 tahun lalu pada Maret 1993 atau sebelumnya. Tapi yang pasti harus diwaspadai adalah dampak menguatnya efek pasang surut di bumi terutama pada air laut ketika puncak bulan purnama dengan jarak bulan terdekat.
Namun sebagian masyarakat lainnya meyakini ada kaitan antara fenomena super moon dengan bencana besar di bumi. Seperti yang diungkapkan sorang Blogger Daniel Vogler dalam tulisannya di AccuWeather mengungkapkan fakta kalau terakhir kali fenomena Supermoon muncul pada 10 Januari 2005, hampir 2 minggu setelah gempa dahsyat 9.0 SR yang meluluhlantakkan Aceh.
“Jadi waspadalah, sesuatu yang ‘besar’ bisa terjadi saat-saat ini,” ujar Vogler. Nyatanya setelah tulisan itu dimunculkan bencana besar kembali terjadi, yakni gempa yang disertai benar-benar Tsunami di Jepang.
0 komentar:
Post a Comment