Best Entries in This Week

Gairah bercinta saat hati panas





  • tidak mood







  • Kunci sukses suami istri memadu cinta berawal dari hati. Saat hati senang dan santai kepuasaan dapat direngguk bersama. Tapi, bagaimana jika hati sedang panas? Gara-gara habis bertengkar. Mungkinkah cinta bisa tercapai dengan sukses? Dalam situasi tidak stabil ini paling tidak salah satu pihak ada yang dirugikan. Pihak manakah itu? Suami ataukah istri?
    Rudi dan Yuni sudah hampir tiga tahun menjalin hubungan rumah tangga. Bahtera yang dilalui ternyata tidak semulus apa yang dibayangkan semasa masih pacaran. Ternyata alur yang dilalui banyak riak-riak yang menghadang. Terutama keduanya sering kali terjadi perbedaan pemikiran dalam hal mengasuh anak semata wayangnya yang masih berusia 1,5 tahun.
    Hanya karena masalah yang seharusnya bisa diatasi dengan saling mengalah ini, menjadikan hari-hari keduanya diwarnai dengan pertengkaran. Anehnya, meski hubungan batin keduanya makin merenggang, namun dalam hal hubungan intim tidak pernah dilewatkan. Terutama Yudi yang notabene sebagai lelaki tulen, tidak ingin menyia-nyiakan saat hasrat bercintanya muncul.

    Lain dengan Yuni, sebagai wanita tulen perasaannya sangat peka dengan pertengkaran yang baru saja dialami. Karenanya, ia merasa paling tertekan ketika suaminya sehabis bertengkar seru, tiba-tiba mengajaknya berhubungan intim. Lalu bagaimana jika masalah ini terus berlanjut? Mampukah Yuni menghadapinya?
    Kejadian di atas merupakan gambaran dari romantika rumah tangga yang kerap kali dialami suami-istri. Belakangan ini pertengkaran dalam rumah tangga hampir terjadi di semua keluarga. Ujung-ujungnya, pihak yang paling dirugikan adalah istri, terutama bila dikaitkan dengan ‘kewajiban’ yang harus memenuhi yakni melayani seks suami.
    Ditarik dari apa yang dirasakan Yuni, ternyata ia sendiri yang mengalami hal semacam. Saat ini banyak Yuni-Yuni lain yang merasakan hidupnya seperti dikangkangi oleh ‘keberingasan’ seks suami.
    Hal itu dibuktikkan dari hasil sebuah penelitian, yang menyebutkan, bahwa sebanyak 72 % responden wanita mengaku tidak mau berhubungan ketika sedang bertengkar. Padahal melakukan hubungan seks setelah bertengkar tidak sama dengan mangakui bahwa ia kalah dan ia menang.
    Melakukan hubungan intim sesaat setelah bertengkar, bagi wanita menggambarkan penghargaan cintanya terhadap suami. Karena itu ia mau melakukan di saat yang tidak mengenakkan sekalipun.
    Pria cenderung lebih melupakan pertengkaran mereka dengan pasangannya. Sepuluh menit setelah selesai, pria sudah akan melupakan pertengkarannya. Sebaliknya, wanita cenderung memendam amarahnya berlama-lama. Kalaupun suasana hati seperti Yuni itu terus dilanjutkan, pasti semua akan berakhir di ujung batas kesabaran. Setidaknya, ketika kesabaran Yuni telah habis, dia akan menyatakan sungguh-sungguh pada suaminya, jika apa yang dilakukan bersama selama ini baginya sangat menyakitkan.
    Nah, kalau sudah sampai pada batas ini, suami akan lebih sengit menangkis apa yang diungkapkan istrinya. Kalaupun keduanya tidak mau saling mengalah, dan sama-sama telah membuka masing-masing hatinya, maka datangnya pertengkaran tidak bisa ditunda-tunda lagi. Tambah berabe kan?
    Lupakan Amarah
    Belajar apa yang menimpa keluarga Yudi dan Yuni, seharusnya kedua belah pihak harus pijak dan saling mengalah. Dengan bercinta setelah bertengkar, istri bisa belajar dari suami untuk meninggalkan semua ganjalan segera setelah pertengkaran usai.
    Jika pertengkaran keduanya disebabkan oleh persoalan ‘domestik’, atau hal kecil lainnya, bercinta setelah memiliki kekuatan menyembuhkan ‘luka’ emosional.
    Menurut Diane Andoscia Urso, terapis keluarga dari Newyork, lebih baik melupakan amarah daripada menahan atau memedamnya, ia menyarankan langkah-langkah berikut :
    1. Biarkan amarah merangsang Anda. Rasa amarah ringan meningkatkan kadar adrenalin yang menciptakan efek seperti kita merangsang secara seksual.
    2. Tertawalah sejenak. Sebab tawa merupakan obat dan bisa bersifat erostis.
    3. Akhiri dengan cinta. Berikan dukungan pada pasangan saat ia mulai menunjukan gairah, dan katakan dengan kata-kata sugesti.
    4. Ciptakan ritual berbaikan.
    5. Ambil jeda sejenak. Kebanyakan wanita yang sedang marah membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit untuk melakukan cooling down. Karena itu, cobalah melakukan aktivitas sendirian seperti membaca, olahraga, atau berendam sejenak sebelum melakukan ‘sesi’ bercinta.
    Share

    Artikel Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

    Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...